Deputi Pemberantasan BNN, Brigjen Deddy Fauzi Elhakim mengatakan sabu yang dibawa oleh sindikat narkoba internasional Malaysia-Aceh memiliki kualitas yang baik. Hal itu didasarkan dari asal sabu yang didapatkan oleh sindikat internasional tersebut.
Deddy mengungkapkan bahwa sabu yang dibawa oleh sindikat narkoba Malaysia-Aceh dan berhasil diamankan BNN berasal dari Cina. “Sabu dari Cina lebih bagus dari India. Sabu dari Cina lebih murni,” kata Deddy di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Senin (17/2/2014).
Deddy menuturkan, dirinya tidak dapat memastikan nilai ekonomi 5.074,1 gram sabu yang didapatkan dari sindikat narkoba internasional Malaysia-Aceh. Menurutnya, sabu akan semakin mahal jika kemurniannya semakin besar.
“Kalau dilihat di beberapa negara, sabu bukan diukur dari jumlah besarnya. Namun, dari kemurnian narkotika tersebut,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, BNN berhasil menangkap sindikat narkoba yang kerap menyelundupkan narkoba dari Malaysia ke Aceh. Penangkapan itu terjadi pada 9 Februari 2014 di Aceh.
Deddy menuturkan, petugas BNN berhasil mengamankan sebanyak 5 kilogram shabu-shabu. “Barang bukti yang kami sita tepatnya sebanyak 5.074,1 gram shabu,” katanya.
Deddy menjelaskan, BNN menanggapi adanya laporan masyarakat mengenai penyelundupan narkoba dari Malaysia ke Aceh. Pihaknya pun bergerak cepat dengan membentuk tim untuk penyelidikan mendalam.
Menurut Deddy, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak Dirjen Bea dan Cukai Medan. Pihak Kanwil DJBC Medan kata Deddy menyediakan kapal untuk BNN sebagai transportasi patroli terselubung di laut.
“Tim BNN mendapatkan informasi adanya rencana transaksi narkoba di sebuah kawasan Aceh Timur. Tim BNN langsung melakukan pantauan dan berhasil mengintai dua mobil yang sedang berhenti dan saling berhadap-hadapan di pinggir jalan kawasan Darul Aman Aceh,” katanya.