Jakarta – Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak berseteru satu sama lain di tahun politik. Tahun politik yang dimaksud Presiden adalah pemilihan kepala daerah serentak 2018 dan pemilihan umum 2019.
“Pilih pemimpin yang baik setelah itu rukun kembali. Jangan sampai dibawa bertahun-tahun suasana Pemilu masih ada, kebencian diangkat-angkat terus,” kata Presiden Jokowi seperti dilansir banyak banyak media.
Dari pada gaduh, Presiden mengajak agar masyarakat rukun usai pemilihan umum selesai. Imbauan Presiden tersebut terkait dengan fenomena di masyarakat yang seringkali masih panas walaupun pemilu sudah selesai.
Pemerintah, seperti disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam Konvensi Nasional Humas (KNH) 2017 di Kota Bogor, Jawa Barat, menyadari bahwa konten negatif di media sosial tak bisa diatasi dengan cara blokir saja. Akan tetapi, dibutuhkan produksi konten-konten positif yang melibatkan semua pihak, termasuk humas.
“Berita hoaks tak hanya bisa dilakukan dengan blokir-blokir saja, humas harus mampu memilih dan memilah informasi dengan cara kita memberikan informasi dan konten positif. Peran humas sangat besar,” kata Rudiantara.
Nah, agar tak gampang terjebak berita hoaks, ada baiknya Anda memperhatikan ciri-ciri berita hoaks seperti disampaikan Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo.
Pertama, hoaks bisa mengakibatkan kecemasan, kebencian dan permusuhan. Kedua, sumber beritanya tidak jelas, medianya tidak terverifikasi, tak berimbang, dan cenderung menyudutkan pihak tertentu.
Ketiga, hoaks juga bermuatan fanatisme atas nama ideologi, judul dan pengantarnya provokatif, memberikan penghukuman serta menyembunyikan fakta dan data.
“Yang ada di media sosial itu informasi, belum terverifikasi kebenarannya. Oleh karena itu, jika ada berita di medsos, baca dengan teliti, klarifikasi kebenarannya, verifikasi dengan cara membandingkan berita yang sama dari sumber berbeda, jangan langsung diterima atau disebar ulang,” demikian kata Ketua Dewan Pers. (Sumber dari berbagai media dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia)