Jalan-jalan Sejarah Kutaradja

Banda Aceh-Sebuah jalan ramai dan padat menghubungkan kawasan gampong “keberagaman” Peunayong, gampong “kerukunan” Kampung Mulia dengan Lamprit- Jambo Tape.

Jalan Pocut Baren. Siapakah tokoh ini? Namanya tidak ada dalam daftar pahlawan nasional Republik Indonesia. Mengapa namanya kemudian ditabalkan sebagai nama sebuah jalan?

Seorang Belanda yang berada dalam Perang Aceh H.C. Zentgraaff yang kemudian menjadi seorang penulis merekam jejak Pocut Baren.

Pocut Baren adalah puteri Teuku Cut Amat, keluarganya sudah sekian lama turun-temurun menjadi uleebalang di Tungkop, maka dialah yang berhak menjadi Uleebalang Keujreun Gume.

Tungkop yang dimaksud disini adalah daerah pedalaman di daerah Woyla hulu. Sumber sejarah menyebut ini wilayah dari Federasi Kawai XII yang didalamnya termasuk juga Pameu, Geumpang, Tangse, Anoe dan Ara.

Wanita perkasa ini melakukan perlawanan terhadap Belanda. Dalam keseharian Pocut selalu diiringi oleh pengawal, terdiri dari lebih kurang tiga puluh orang. Pocut selalu memakai peudeng tajam (=pedang tajam).

Dalam sebuah patroli Belanda di Kuala Bhee yang pimpin oleh Letnan Hoogers mengendus tempat persembunyiaannya. Dalam insiden itu Pocut terluka kena tembakan pada bahagian kakinya. Ia masih hidup, tetapi disebabkan kurangnya perawatan, kakinya membusuk dan diamputasi.

Veltman seorang penghubung militer Belanda sangat menghormatinya. Suatu waktu dia memberikan hadiah kaki kayu untuk Pocut.

Kelebihan lain yang dimiliki wanita ini adalah kemampuannya di dunia kesastraan Aceh. Pantun dan syairnya di tulisnya dalam bahasa Aceh dan huruf melayu arab. Oleh para penulis Belanda, karya sastranya banyak yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda dan disimpan di perpustakaan Universitas Leiden di negeri Belanda.

Ie Krueng Woyla ceukoe likat
Engkot  jilumpat jisangka ie tuba
Seungap di yup seungap di rambat

Meurubok Barat buka suara
Bukon sayang itek di kapay
Jitimoh bulee ka si on sapeue
Bukon sayang bilek ku tinggay
Tempat ku tido siang dan malam.

Wanita perkasa itu meninggal 12 Maret 1928. Pocut Baren dimakamkan di kampung halamannya, Kemukiman Tungkop, Kecamatan Sungai Mas, Aceh Barat. Atas jasanya Pemerintah memberi penghargaan dengan memberi nama sebuah jalan di Kota Banda Aceh.

Editor : Hasnanda Putra

Sharing ke Social Media :