Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman bersama Wakil Wali Kota Zainal Arifin menggelar coffee morning bersama para ulama dari lima negara di pendopo wali kota, Rabu (27/12/2017).
Para ulama yang berasal dari Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Singapura, dan Yaman tersebut hadir ke Banda Aceh dalam rangka mengikuti zikir internasional yang digelar di Taman Ratu Safiatuddin, Selasa (26/12) malam, bertepatan dengan peringatan 13 tahun gempa bumi dan tsunami Aceh.
Mereka yang hadir antara lain Ustaz Mohd Nizam Kamaruzzaman (Malaysia), Tuan Guru Babo Usman Yusuf Al Fathani Darussalam (Thailand), Ustaz Ahmad Muhammad Abdul Al-Yamani (Yaman), Ustaz Naufal Al Bagharib (Brunei), dan Ustaz Muhammad Afeef Manshor (Singapura).
Hadir pula sejumlah ulama karismatik Aceh di antaranya Tgk H Nuruzzahri (Waled Nu), Abu Langkawe, dan beberapa pimpinan dayah serta para pejabat di lingkungan Pemko Banda Aceh.
Kepada tamunya dari luar negeri, Aminullah memperkenalkan dirinya dan Zainal Arifin sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh yang baru. “Saya bersama Pak Zainal baru memimpin Banda Aceh lebih kurang enam bulan sejak dilantik pada 7 Juli lalu.”
“Untuk itu, kami memohon doa restu dan bimbingan dalam mewujudkan visi pemerintahannya kami yakni mewujudkan Banda Aceh yang Gemilang dalam Bingkai Syariah dengan tiga fokus pembangunan di bidang agama, pendidikan, dan ekonomi,” katanya.
Aminullah juga menyampaikan rasa syukur dan terimakasihnya atas kehadiran para ulama dari lima negara yang disambut dengan suka cita oleh segenap warga kota. “Hal ini dibuktikan dengan 200 ribu lebih jemaah yang hadir pada acara zikir semalam di Taman Ratu Safiatuddin.” katanya.
Hal tersebut, katanya, meneguhkan kembali komitmen warga Aceh khususnya warga Banda Aceh dalam menjalankan syariat islam yang sudah terpatri sejak ratusan tahun yang lalu. “Kami juga terus berupaya untuk menyatukan ulama dan umara dalam membangun dan memajukan Kota Banda Aceh.”
Mengedepankan para ulama dalam setiap proses pembangunan kota juga telah menjadi komitmen Amin-Zainal. “Setiap Jumat malam di pendopo kami gelar zikir dan tausiah bersama para ulama, unsur pemerintahan, dan warga kota. Ini sekaligus menjadi ajang komunikasi dengan para ulama terkait pembangunan kota,” ungkapnya.
Pemko Banda Aceh saat ini juga sedang gencar-gencarnya membangun dan mempromosikan sektor wisata islami. “Salah satu misi kami yakni mewujudkan Banda Aceh sebagai kota zikir. Dan mulai tahun depan insyaallah akan kita mulai peletakan batu pertama pembangunan lokasi zikir bertaraf internasional di kawasan Ulee Lheue. Dengan kapasitas di atas 20 ribu jemaah, di tempat ini nantinya akan rutin kita gelar zikir dengan mengundang saudara-saudara kita dari berbagai negara,” ujarnya.
Sementara itu, Ustaz Mohd Nizam asal Malaysia mengaku terkesan dan terharu dengan penyambutan pemerintah dan masyarakat Aceh kepada dirinya dan rombongan. “Mulai dari penjemputan di bandara, pelayanan di hotel, baliho di setiap sudut kota, acara zikir semalam yang dihadiri oleh ratusan ribu jemaah, hingga jamuan pada pagi ini di pendopo wali kota.”
“Saya benar-benar menemukan suasana islami di Banda Aceh. Suatu pengalaman yang sukar saya temui di Malaysia. Selama berada di kota ini saya seperti berada di Mekkah. Saat azan berkumandang begitu ramai jemaah yang ke masjid. Semoga inilah negeri yang disebut dalam Al-Quran yakni negeri yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghaffur.”
“Mewakili rakyat Malaysia, saya mengucapkan terima kasih atas pelayanan yang luar biasa selama kami berada di sini. Dan kami menyatakan akan mendukung penuh setiap program Pemko Banda Aceh dalam mengagungkan agama Allah. Semoga Allah SWT memberkati pertemuan ini dan kita semua yang hadir pada pagi ini,” pungkasnya. (sumber Humas)