Banda Aceh, Kamis (13/3/2025) Massa aksi dari Ikatan Pemuda Mahasiswa Aceh Tenggara (IPMAT) Banda Aceh dengan jumlah massa 14 orang dan Korlap aksi a.n Mhd. Irfan Fauzi dengan membahas isu /tuntutan :
- Meminta pertanggungjawaban DNA (DR. Nurdiansyah Alasta) kepada masyarakat Dapil 8 sebagai konstituennya.
- Mendesak transparansi usulan pokok pikiran sejak awal menjabat hingga saat ini.
- Meminta klarifikasi atas dugaan keterlibatan keluarga DNA sebagai penerima pokir.
Orasi oleh Mhd. Irfan Fauzi Al Qausar (Korlap Aksi) :
- Bapak/Ibu Anggota Dewan yang terhormat, kami datang kesini hari ini sebagai Mahasiswa Aceh Tenggara yang berkuliah di Banda Aceh, dengan tujuan untuk menyampaikan aspirasi kami terkait dugaan korupsi dana Pokok-Pokok Pikiran (Pokir) yang kami anggap tidak transparan. Kami merasa perlu untuk menyuarakan ini, karena kami melihat adanya ketidakjelasan dalam pengelolaan dana tersebut, yang mestinya untuk kepentingan masyarakat dan mahasiswa.
- Kami ingat betul, di masa Pileg, para Anggota Dewan sering meminta kami para mahasiswa, untuk memberikan dukungan bagi mereka. Namun, setelah terpilih, kami merasa mereka lupa dengan kami. Suara kami yang dulu didengarkan kini seolah tak berarti lagi. Kami datang untuk mengingatkan mereka tentang tanggung jawab yang telah mereka emban.
Orasi oleh Sabaruddin (Ketua IPMAT Banda Aceh) :
- Kami datang dengan satu tujuan, yaitu untuk memperjuangkan aspirasi mahasiswa dan masyarakat, namun sayangnya, kami merasa bahwa kami tidak mendapat tanggapan yang layak dari para Anggota Dewan. Kami sangat kecewa karena komunikasi yang kami bangun selama ini tidak direspons dengan baik.
- Kami merasa ada penyalahgunaan kewenangan dalam jabatan Anggota Dewan. Kami menduga bahwa mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi dan keluarganya daripada memperhatikan kepentingan masyarakat. Kami merasa bahwa apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan janji-janji yang mereka sampaikan ketika kampanye.
- Kami juga merasa sangat kecewa dengan perlakuan yang kami terima, terutama dari Dr. Nurdiansyah Alasta, M.Kes., Ketua Komisi IV DPRA. Sebagai seorang dokter hewan yang seharusnya mengurus masyarakat, beliau seharusnya memperlakukan mahasiswa dan rakyat dengan penuh penghormatan, bukan seperti kami adalah hewan.
- Ketika kami ingin melakukan aksi unjuk rasa untuk menyampaikan aspirasi, kami justru dibungkam oleh Wakil Ketua DPRA, H. Ali Basrah, S.Pd., MM., yang bahkan mengancam kami akan dicopot dari jabatan Ketua IPMAT Banda Aceh. Kami juga ditawari sejumlah uang agar membatalkan aksi ini, namun kami tegas menolaknya. Kami bukan menginginkan uang, kami hanya menginginkan aspirasi kami didengar dan diperjuangkan.
- Kami juga menegaskan bahwa apabila terdapat kesalahan kebijakan, kami berhak memberikan kritik, bukan malah dibungkam dan diancam.
Alat peraga kampanye yang dibawa berupa satu buah Toa dan spanduk yang bertuliskan :
A. Stop memperkayakan keluarga
Keluarga prioritaskan masyarakat dapil 8
B. Peringatan Nurdiansyah
Setiap perjuangan pasti ada pengorbanan perbuatan yang salah harus dimusnahkan. [TNY]